Common wisdom dr nasehat financial online adalah supaya pny portfolio yg ramai. Biasa dijustifikasi dgn konsep diversifikasi, ngurangi risk. Byk yg mengambil pelajaran ini & membangun portfolio berisikan koleksi saham yg byk. bs hingga 30 saham. Sebagai investor retail, sbnrnya ga usah pny saham byk2.
4-8 cukup.
Byk org yg suka spread the bet karena kalau ada positive surprise di saham pegangannya, bisa ikut senang. TSPC jual anak perusahaan? ARA! Gue punya. MFIN diakuisisi? ARA! Gue juga punya. ULTJ berbalik dan naik? Gue punya sedikit! Tentu punya 25 saham, kemungkinan happy ending pun makin besar. Karena secara psikologis, otak kita senang ketika dapat jackpot, tidak peduli ketika jackpot terjadi, mungkin hanya berpengaruh sedikit ke portofolio secara keseluruhan. ARA 25% di posisi yang 4% itu hanya menggerakan 1% dari porto anda.
Tp itu ibarat fans sepakbola dengan 10 club di Liga Inggris. Bener sih, At any given year, Ada 50pct anda bisa happy dan celebrate klub anda menang premier league. But that is meaningless, isn't it?
However, the market reward those who commit to one side, not multiple sides. Bukan berarti anda ga bole switching.
Org terhappy adalah org yg bisa switch side dari MU ke Man City ketika angin berubah. You can switch but you should commit to one club. Biasanya ini jadi musuh bersama.
Punya saham ibarat sebagai manager sepakbola. Mulai cari 11 pemain, dan ketika pemain sudah semua di lapangan, keputusan menarik pemain hrs dibarengi dengan memasukin pemain. Punya 9 pemain jelas merugikan. Dan walau anda punya 15 pemain, anda hrs memasukin 11 pemain terbaik anda. Dengan membatasi jumlah seleksi, otomatis kualitas seleksi kita akan membaik.
Tentunya di saham, ada yang extreme dan hanya punya 1 saham. Namun, portfolio satu saham tidak untuk semua orang. Org yg cuma punya satu posisi memiliki tingkat kesabaran dan profil behavior yang berbeda. Untuk profesional yang mengurus uang orang lain, perlu diversifikasi yang tinggi, karena tujuan utama professional adalah keamanan karir. The money is made from the fee, not from the outperformance.
But investor retail? Itu uang anda sendiri. Itu waktu anda sendiri. Anda ga bisa memecat diri sendiri. You have time, you have the ability to wait. Unless duit anda sudah terlalu banyak, then there is no point in having so many stocks.
Holding 25 stocks works well if you treat investment as entertainment. Just as the whole financial medias are touting. Tapi buat saya, investasi itu adalah entertainment yang mahal. Saya sarankan subscribe netflix aja, lebih murah.
Unless.. anda itu artis saham. Artis saham perlu saham yang banyak, supaya ketika ada yang naik, bisa ngomong, "See, I told you so!". Some investors i know only have 2-3 good ideas in a year. Finding 25? Impossible and unnecessary.
Bagaimana dengan teori Markowitz? Bahwa diversifikasi mengurangi resiko dari Portfolio? Markowitz sendiri pun tidak mengaplikasi teorinya sendiri di keuangan pribadi dia.
“There is a story in the book about Harry Markowitz,” Mr. Zweig said the other day. He was referring to Harry M. Markowitz, the renowned economist who shared a Nobel for helping found modern portfolio theory — and proving the importance of diversification. It’s a story that says everything about how most of us act when it comes to investing. Mr. Markowitz was then working at the RAND Corporation and trying to figure out how to allocate his retirement account. He knew what he should do: “I should have computed the historical co-variances of the asset classes and drawn an efficient frontier.” (That’s efficient-market talk for draining as much risk as possible out of his portfolio.)
But, he said, “I visualized my grief if the stock market went way up and I wasn’t in it — or if it went way down and I was completely in it. So I split my contributions 50/50 between stocks and bonds.” As Mr. Zweig notes dryly, Mr. Markowitz had proved “incapable of applying” his breakthrough theory to his own money. Economists in his day believed powerfully in the concept of “economic man”— the theory that people always acted in their own best self-interest. Yet Mr. Markowitz, famous economist though he was, was clearly not an example of economic man.
Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi resiko pasar, tapi ketika anda overdiversify, resiko pasar menjadi 0 karena portfolio anda adalah market. Resiko berkurang, tapi buat apa? Sama seperti ketika anda membeli USD utk menghindari resiko IDR melemah, tapi juga membeli IDR untuk menghindari resiko USD melemah pada saat yang sama. Futile action. Yang untung adalah broker.
Lagipula, tidak mudah mencari 4-8 saham yang baik, yang kita mengerti. Setiap saham yang anda tambahkan tentunya merupakan saham yang semakin jauh dari kompetensi anda. Dan di sanalah letak resiko sebenarnya.
Kalau pun anda memang mau mengambil return market secara pasif, di Amerika ada instrumen ETF yang fee nya rendah. Walaupun saya merasa seorang yang msh muda dan mampu belajar investasi bisa improve returnnya dengan menganalisa saham sendiri, ada org yang tidak mau tau, low-cost etf menjadi jawabannya. Fee ga sampe 0.1%. Kalau di Indonesia? Ada yg 3%. Gila. Nama ETF tapi feenya lbh mahal dari active fund.
Utk bisa indexing sebenarnya anda cuma perlu repot sedikit. Ambil saja 7-10 saham yang di dalam index tersebut. Kebykan index di Indonesia, di susun dengan weighting market cap. Artinya ketika anda ambil 10 saham terbesar di dlm index tersebut, anda sudah replicate lebih dari 50% index tersebut. Dalam proses tersebut, anda menghemat fee 3%, ditambah anda tidak perlu kuatir resiko dari Asset Manager tersebut (sebuah kenyataan yang relevant di Indonesia). Karena saham itu dimiliki anda secara langsung.
Tentunya perlu effort extra. Tapi ga sebanyak yg anda pikirkan. Seminggu 4-5 jam cukup. Tentu saja ada yang beranggapan itu terlalu banyak. Wajar. Kalau size porto anda 100 jt, maka anda akan menganggap 4-5 jam boros. Tapi ingat, suatu hari, kalau anda tetap bekerja, waktu dan kerja keras yang berbuah itu akan terus menambah pundi2 anda.
Selagi anda produktif, waktu akan berubah menjadi uang. Kapan baru anda menanggap uang ini worth your 4-5 hour time? Ketika anda punya 500 jt? 1 milyar? 10 Milyar? Dan jika anda ga punya waktu seperti itu, kemungkinan anda tetap harus membayar seseorg utk mengurusnya.
Kalau anda tidak hati2, hasil kerja anda akan hilang. Semakin besar kekayaan, semakin besar tanggungjawab dan effort untuk menjaganya. Ga heran, Raja Salomo mengatakan bahwa Tuhan tidak memberikan tidur kepada mereka yang kaya. Ironis karena dekade seblmnya, ayah dia dibuat kaya oleh Tuhan ketika ia tidur.
Invest your time well, karena suatu hari itu adalah habit yang berguna buat anda. Jaga kekayaan anda. Semoga diperkaya melalui tidur.